Nama :Riana Suherman
Nim : 30814139
Kelas : 4.2FS
BAB I
PROFIL SONY
1.1 Tentang Sony
Sony (Katakana)
adalah perusahaan elektronik yang berpusat di Tokyo, Jepang.
Sekarang, Sony merupakan produsen elektronik terbesar di dunia dan menjadi salah satu perusahaan
terbesar di Jepang dan dunia. Perusahaan Sony
diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo dengan nomor 6758 dan Bursa Saham New York sebagai SNE melalui ADR.
Sony adalah salah satu pemimpin
elektronik manufaktur, video, komunikasi, video game consoles, dan produk
teknologi informasi untuk konsumen dan pasar profesional. Nama Sony diadaptasi
dari sonus, bahasa latin yang berarti suara. Perusahaan Sony adalah unit
bisnis elektronik dan induk perusahaan dari Sony Group, yang mana merupakan
kesatuan pada bisnis dengan lima segmen operasional-elektronik, games, hiburan
(gambar bergerak dan musik), layanan keuangan dan lainnya. Ini membuat Sony
menjadi salah satu perusahaan hiburan komprehensif di dunia.
Bisnis utama Sony adalah
Sony Corporation (Sony Electronics in the U.S.), Sony Pictures Entertainment,
Sony Computer Entertainment, Sony Music Entertainment, Sony Ericsson, and Sony
Financial. Sebagai pembuat semiconductor, Sony berada diantara Worldwide Top 20
Semiconductor Sales Leaders. Sony memiliki slogan “like no other”.
Adapun PT Sony
yang terletak di Indonesia adalah PT. Sony Indonesia (Perusahaan Sales & Marketing) yang didirikan pada tahun 1995. Kantor pusat mereka berada di Gedung
Sentra Mulia Jakarta
Selatan. Sony pernah
mempunyai dua buah pabrik di Cibitung yaitu PT. Sony Electronics Indonesia
dan PT. Sony Manufacturing Indonesia, namun sudah ditutup. Dalam dunia musik, Sony (dalam hal ini namanya adalah Sony
Music) telah
melakukan merger besar-besaran dengan perusahan rekaman BMG menjadi Sony BMG Music Entertainment
Indonesia (sekarang Sony Music Entertainment
Indonesia).
1.2 Sejarah Sony
Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan
nama perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Produk
konsumen mereka yang pertama adalah sebuah penanak nasi pada akhir 1940-an.
Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar,
dia membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk
Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada, didirikan pada
tahun 1888). Nama Sony dipilih sebagai gabungan kata latin sonus, yang
merupakan akar dari sonik dan bunyi, dan kata inggris sonny (“anak kecil”) yang
setelah dikombinasikan berarti sekelompok kecil anak muda yang memiliki energi
dan kemauan keras terhadap kreasi dan inovasi ide yang tak terbataskan. Pada
tahun 1958, perusahaan mulai secara formal mengadopsi nama “Sony Coorporation”
sebagai nama perusahaan.
Ericson didirikan pada 1876 sebagai toko
peralatan perbaikan telegram oleh Lars Magnus Ericson, dia dimasukkan pada 18
Agustus 1918. Berkantor pusat di Kista, kota Stockholm, sejak tahun 2003. Ericson
dianggap bagian dari apa yang disebut “Wireless Valley”. Sejak pertengahan
1990-an, Ericson yang sangat luas di Stockholm membantu mentransformasi modal
menjadi salah satu sentra-sentra teknologi informasi (TI) Eropa. Ericson
memiliki kantor dan beroperasi di lebih dari 150 negara dengan lebih dari
20.000 staff di Swedia, dan juga di prences signifikan, misalnya Cina, Inggris,
Amerika Serikat, Finlandia, Irlandia dan Brasil.
Pada awal abad 20, Ericson mendominasi
pasar dunia untuk pertukaran telepon manual (manual telephone exchange) tetapi
terlambat untuk memperkenalkan peralatan telepon otomatis. Sony Ericson
merupakan perusahaan patungan yang didirikan pada 1 Oktober 2001 oleh perusahan
elektronik jepang. Sony Coorporation dan perusahaan telekomunikasi Swedia
Ericson untuk memproduksi ponsel. Alasan lain untuk usaha ini adalah untuk
menggabungkan keahlian elektronik konsumen Sony Ericson dengan pengetahuan
teknologi disekitar telekomunikasi.
Sony
memutuskan untuk berpisah dengan Ericson dibisnis ponsel sejak april 2012. Namun setelah terpisah, Sony mengaku
bisnisnya di ranah perangkat mobile mengalami peningkatan. Pada tahun februari
2012, Sony Ericson secara resmi mengumumkan bahwa brandnya akan berganti menjadi
Sony.
1.3 Visi, Tujuan dan Misi Sony
Adapun
visi, tujuan dan misi Sony adalah sebagai berikut:
Ø Misi
Salah satu misi Sony adalah menjadi penyedia produk-produk consumer
electronic berbasis jejaring yang mendunia dan terdepan. Dan memantapkan Sony
sebagai merek yang paling menarik dan inovatif dalam industry elektronik. kegiatan
operasionalnya adalah untuk memperoleh keuntungan maksimum dari
penjualan-penjualannya dan sebagai perusahaan yang alat-alat elektroniknya digunakan
oleh masyarakat umum.
Ø Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan Sony adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan
proses efisien yang menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan
terus menjadikan Sony sebagai pemimpin digital yang terpercaya.
Ø Visi
a. perlakukan
adil terhadap tenaga kerja, pelestarian lingkungan yang proaktif dan
keterlibatan langsung dalam komunikasi perusahaan.
b. memadukan
etika yang baik ke dalam semua aspek perusahaan, termasuk manajemen SDM, desain
produk, persyaratan pemasok dan program penjangkauan komunitas konsumen.
c. membantu
membangun dunia yang lebih bersih, aman dan mencerdaskan seluruh aspek sosial
dalam komuniti yang lebih luas dan mendunia.
1.4 Proses Bisnis Sony
Terdapat
dua aturan yang dipakai dalam menjalankan perusahaan baik kepada bagian
internal maupun eksternal, yaitu:
1. Aturan
koorporat adalah aturan yang membantu para karyawan membuat keputusan etis yang
diperlukan untuk melakukan tugas pekerjaan mereka sehari-hari.
2. Aturan
tanggung jawab sosial pemasok diterapkan agar para pemasok menyediakan tempat
kerja yang aman bagi karyawan, menghormati hak asasi manusia dan menerapkan
standar etika yang sesuai dalam semua urusan bisnis.
1.5
Alasan Bergabungnya Sony Coorporation dan Ericson
Berikut ini adalah alasan utama perusahaan Sony melakukan
penggabungan dengan perusahaan Ericson :
1. Kerugian yang sangat besar dialami oleh Ericsson
Ericsson memutuskan untuk
membuat chips ponsel mereka pada satu sumber, Philips Facility di New Mexico.
Bulan Maret 2000, kebakaran pada pabrik Philips telah mencemari fasilitas yang
steril. Keadaan tersebut membuat produksi ponsel Ericsson dan Nokia (yang juga
merupakan konsumen dari fasilitas tersebut) menjadi tertunda. Ketika menjadi
jelas bahwa produksi akan benar - benar terpaksa dikompromikan untuk beberapa
bulan, Ericsson telah dihadapi masalah serius. Tetapi, Ericsson posisinya jauh
lebih buruk karena kedua perusahaan ini tengah memproduksi ponsel baru dengan
tanggal peluncuran yang semakin dekat. Jelas, akibat kebakaran tersebut,
Ericsson menderita kerugian yang sangat besar.
2. Keterbatasan kemampuan untuk memproduksi barang
Ketidakmampuan Ericsson
dalam memproduksi ponsel murah seperti punya Nokia turut memperparah keadaan
ini. Berbeda dengan saingannya, yaitu Nokia. Masalah Nokia tidak terlalu serius
karena telah membangun sumber alternatif produksi chip mereka.
3. Persaingan bisnis yang semakin ketat
Toshiba dan Siemens talah
mengumumkan rencana melakukan kerjasama pada handset 3G untuk jaringan selular
pada bulan November 2000. Tentunya hal ini akan merepotkan Ericsson karena
disamping harus bersaing dengan Nokia, Ericsson juga harus waspada terhadap
Toshiba dan Siemens mengenai strategi mereka setelah melakukan kerjasama.
Sementara Ericsson sedang berada dalam kondisi terburuknya.
4. Kecilnya penjualan yang dialami Sony
Sony yang bermain bisnis di
pasar ponsel di seluruh dunia dengan persentase penjualan kurang dari 1 persen
pada tahun 2000, juga mengalami kerugian pada kawasan ini tetapi memiliki
keinginan untuk lebih fokus pada pasar dunia.
Dan akhirnya pada bulan April 2001, Sony
mengkonfirmasikan bahwa ia berbicara dengan Ericsson untuk kemungkinan
kerjasama dalam bisnis handset. Kemudian pada Agustus 2001, dua perusahaan
telah menyelesaikan syarat - syarat penggabungan yang diumumkan pada bulan
April. Sony Ericsson memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan.
1.6
Alasan Perpisahan Sony Coorporation dan Ericson
Berikut lima alasan
peripisahan Sony Coorporatin dan Ericson:
1. Pertaruhan
dalam kontrol
Kesuksesan
Apple beberapa tahun terakhir, membuat Sony ingin menguasai penuh kontrol dalam
perusahaan. Membuat alat komunikasi dengan fitur canggih, desain ecosystem.
Sony Ericson mungkin saja dibantu oleh dua perusahaan dalam memasarkan produk
mereka. Namun telah terlihat jelas bahwa join venture tidak terlalu baik dalam
memberikan apa yang diinginkan pelanggan. Membeli Sony Ericson mungkin membuat
Sony dapat menciptakan produk yang baik di masa depan.
2. Pertaruhan
dalam brand awareness
Pada
kenyataannya, kesuksesan Sony Ericson dikarenakan penggunaan merek Sony dengan
memasukkan teknologi walkman music player dan cybershoot camera dalam satu
genggam. Seiring berjalannya waktu Ericson justru kurang berkontribusi dalam
perusahaan. Beberapa analisis mengatakan pembelian oleh Sony adalah cara yang
terbaik.
3. Kemenangan
Android
Sony
Ericson adalah adaptasi dari sistem operasi Symbian dari Nokia. Namun pelanggan
semakin meninggalkan sistem operasi ini dan memilih Android. Software Android
lebih condong pada perusahaan Sony.
4. Europe
Slipping
Dua
tahun yang lalu, empat bersar perusahaan telekomunikasi terpisah secara adil
yaitu: Nokia, Samsung, LG, dan Sony Ericson. Namun Nokia mengalami kejatuhan
dan terpaksa beraliansi dengan Microsoft, sementara Apple, ZTE milik China, HTC
dan Research Motion telah mengambil semuanya. Eropa mungkin merupakan konsumen terbesar aalat komunikasi. Namun
lambat dalam persaingan teknologi.
5. Kegagalan
Merger
Sony-Ericson
bergabung untuk menyatukan keahlian Sony dalam consumer electronics dan
pengetahuan teknologi Ericson disekitar komunikasi. Daimler dan Chrysler
berusaha menyatukan kekuatan otomotif mereka guna memperluas pasar mereka di
Eropa dan Amerika Utara
BAB
II
ANALISA
SONY
2.1 Kekuatan dan
Kelemahan PT Sony
Adapun
kekuatan yang dimiliki PT Sony adalah:
v Memiliki
kebijakan etika yang menjangkau seluruh Sony Ericsson dan para pemasok yang
menjamin semua operasi perusahaan dapat dilaksanakan dengan cara yang
bertanggung jawab secara sosial.
v
kemampuannya untuk inovasi
produk dan kualitas produk.
v
kemampuannya untuk sukses
di pasar yang berbeda. Sony telah membuat impact pada pasar video game, PC, dan
terutama pasar televisi.
v Sony
Ericsson komit terhadap perbaikan kualitas lingkungan yangberkesinambungan pada
produk dan operasi perusahaan di seluruh dunia.
v Berperilaku
teladan, sosial dan etika serta menjalankan bisnis yang sesuai dengansemua
undang-undang dan peraturan yang berlaku
v Sony
Ericsson menghormati hak asasi manusia dan perlakuan etis terhadap semua
karyawan. Dan sebagai produsen ponsel terkemuka, Sony Ericsson komit terhadap
standar keselamatan yang tinggi dalam desain produknya bagi seluruh pengguna
produk maupun para pekerja di dalam pabrik.
v Tujuan
perusahaan ini adalah menyampaikan solusi yang membantu mengurangi pemakaian
dan emisi sumberdaya global terhadap udara, darat dan air.
v Kerja
lingkungan di Sony Ericsson berlandaskan pada penerapan siklus masa pakai yang
mempertimbangkan desain, pembuatan di pabrik, penggunaan produk (operasi) dan
penanggulangan Akhir Masa Pakai. Daftar Zat Terlarang & Terbatas pada Sony
Ericsson menjamin, bahwa perusahaan bekerja dengan bahan-bahan yang sebaik
mungkin dan tidak membahayakan pelanggan.
v Sony
Ericsson menjadi produsen pertama yang menghapus baterai nickel cadmium pada
semua ponsel dan bertekad untuk melanjutkan kerja yang progresif dengan cara
menghilangkan zat-zat yang dapat merusak lingkungan dari produk sony ericsson
sebatas yang dapat dilakukan secara wajar.
v Mendaur
ulang berbagai manfaat lingkungan dengan mengalihkan limbah dari penimbunan
tanah dan dengan cara memulihkan bahan yang dapat didaur ulang atau digunakan
kembali. Pendaur-ulangan yang bertanggung jawab menjamin bahwa semua bahan
dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang benar. Sony Ericsson berpartisipasi
dalam program sukarela dan pengumpulan yang ada sekarang serta pendaur-ulangan
yang diharuskan di banyak dengara di seluruh dunia. Kami juga bekerja sama
dengan sejumlah organisasi internasional seperti UNEP untuk menyusun panduan
pengelolaan produk yang layak untuk pendaur-ulangan dan penggunaan ulang.
v Sony
Ericsson menggabungkan sistem pengumpulan dan pendaur-ulangan pembuangan produk
elektrik dan elektronik yang mematuhi undang-undang nasional yang dihasilkan
dari WEEE Directive. Mitra pilihan kami, yaitu European Recycling Platform
(ERP) yang telah didirikan oleh Braun GmbH dari Jerman, Electrolux AB dari
Swedia, Hewlett Packard Co. dari amerika Serikat dan Sony. ERP menciptakan
program pengumpulan dan pendaur-ulangan pan-Eropa yang paling efisien bagi
konsumen, lingkungan dan industri.
Sedangkan kelemahan
Sony yang terbesar dan terbaru adalah kelalaian inovasi PS3. Sony hanya
berfokus pada teknologi digital tinggi tanpa mempertimbangkan perangkat
pendukungnya (TV). Sony memiliki banyak peluang dari kekuatan inovasinya. Pada
Sony Ericsson. Desain lebih dari tampilan produk: produk dibuat dengan tahapan
proses- fitur pandai, aplikasi bersahabat, bahan inovatif dan tentu saja
tampilan yang menarik. Sony's Reader, sambungan elektronik-harapan besar pada
awal rancangan bagaimana dunia akan membaca dimasa depan, adalah inovasi yang
Sony gunakan sebagai peluang untuk memasuki pasar baru.
Salah satu lagi adalah proyek CSL diharapkan
untuk sukses merupakan software grafik untuk telpon celluler oleh Ivan
Poupyrev. Terdengar sederhana, tapi kemampuannya untuk menggambar ikon
realistik dan avatar langsung pada telpon genggam standar tentu saja akan
menambah fasilitas pengguna untuk mobile social-networking sites.
Ancaman umum yang dihadapi perusahaan pada
penjualan adalah kompetisi. Pesaing utama Sony ada pada industri pasar televisi
LCD adalah Samsung, Sharp, Panasonic dan masih banyak lagi. Banyak dari merk
pesaing tersebut berkompetisi juga pada segmen DVD player. Ancaman terbaru
lainnya yang dihadapi Sony adalah Sony harus meminta maaf kepada publik terkait
dengan backdrop pada sebuah violent video game. Namun, ketika di tanya apakah
harus menarik game dari pasar atau membuat donasi untuk komunitas yang dirugikan,
mereka menolak.
2.2Strategy
Komunikasi
Yang
Digunakan PT Sony
Berikut
adalah beberapa strategi yang diterapkan oleh PT Sony. Adapun strategi tersebut
dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya adalah:
Ø Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
dapat berjalan.
Ø Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas
tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Ø Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha yang
dilakukan.
Dari segala hal yang disampaikan diatas maka dapat
kita simpulkan bahwa kesalahan yang dilakukan PT Sony disebabkan karena
kurangnya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan para pekerjanya
sehingga meyebabkan ketidak harmonisan antara kedua belah pihak dan menimbulkan
kerugian juga diantara keduanya. Perusahaan rugi karena para pekerja mogok dan
berenti bekerja karena merasa tidak dihargai oleh perusahaan, sedangkan
perusahaan merasa bahwa mereka telah mengambil tindakan yang cukup bijaksana
dengan memikirkan keuntungan perusahaan tanpa melihat dan menganalisa terlebih
dahulu apa dampak yang akan ditimbulkan atas perubahan yang dilakukan tersebut.
Dan diharapkan agar setiap perusahaan tahu pasti hal apa yang baik dilakukan
kepeda pegawainya supaya tidak terjadi konflik yang akan merugikan kedua belah
pihak.
2.3 Hal-Hal Yang Dilakukan
Sony untuk Membuat Suatu Pertumbuhan (Growth)
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan Sony dalam melakukan pertumbuhan (Growth) antara
lain:
1. Langkah
Perbaikan
Menyongsong
outlook perekonomian yang buruk di depan, Sony mengambil beberapa kebijakan
strategis demi memperbaiki kinerja finansialnya. Sony melakukan kajian terhadap
rencana investasinya, dan memutuskan beberapa perubahan. Pertama, Sony
memangkas pengeluaran investasinya dengan cara outsourcing manufaktur sensor
image CMOS yang digunakan pada ponsel. Kemudian, Sony juga menunda ekspansi
pabriknya di Slovakia, menyusul anjloknya permintaan akan televisi. Dengan
langkah-langkah tersebut, Sony berencana untuk memangkas investasi pada bisnis
elektronik sebanyak 30% hingga 31 Maret 2010.
Sony rencananya juga akan memangkas
produksi pada dua pabrik, salah satunya adalah Sony Dax Technology Center di
Prancis, yang memproduksi tape dan media rekaman lainnya. Sementara itu target
hingga Maret 2010, Sony akan memangakas jumlah pabrik manufakturnya sebanyak 10%.
Kemudian, sebagai salah satu langkah efisiensi, Sony juga berencana untuk
melakukan PHK terhadap 8,000 orang dari sekitar 160,000 karyawan di seluruh
dunia saat ini.
2. Kinerja
Finansial Sony
Alasan yang mendasari langkah Sony untuk
melakukan berbagai kebijakan perbaikan adalah kinerja finansial kuartal kedua
yang melemah disebabkan kondisi perekonomian yang semakin memburuk. Sony,
sebagai salah satu eksportir terbesar Jepang, sudah mengalami dampak akibat
dari penguatan Yen terhadap mata uang utama dunia lainnya.
Elektronik merupakan bisnis utama dari
Sony, dan proporsi penjualannya hampir mencapai 80%. Maka tidak heran jika
kondisi perekonomian downturn ini memaksa Sony untuk memangkas outlook labanya.
Selain mengalami tekanan akibat penguatan Yen, Sony juga menghadapi turunnya
permintaan seiring dengan konsumen yang memangkas pengeluarannya, terutama bagi
produk elektronik.
Sementara itu, pos-pos divisi lainnya,
seperti Games (PlayStation) dan Pictures (film) memang menunjukkan penjualan
yang meningkat, masing-masing 10.3% dan 3.4%. Namun, sayangnya proporsi
kontribusinya kecil, jadi tidak berpengaruh banyak terhadap pendapatan secara
keseluruhan.
3. Better
Strategy
Seiring dengan outlook perekonomian yang
semakin buruk akibat lemahnya permintaan konsumen, maka kompetisi di pasar juga
semakin ketat. Persaingan antar produsen akan semakin ganas dalam rangka
memperebutkan kue pasar (market share). Strategi apa yang mungkin bisa ditempuh
oleh Sony dalam menghadapi persaingan yang ketat ini?
Bisnis elektronik merupakan bisnis yang
bakalan memperoleh pukulan terberat seiring dengan melemahnya kondisi
perekonomian. Dari segala lini produk, persaingan yang berat juga menghadang
Sony. Mulai dari televisi, handycam, kamera digital, hingga ponsel,
pesaing-pesaing Sony mendekat dengan penawaran yang tidak kalah menarik.
Salah satu opsi penting yang perlu dipertimbangkan
oleh Sony adalah: memangkas harga beberapa produknya. Sebelumnya, Sony sudah
pernah menerapkannya pada PlayStation 3, dan hal ini terbukti berhasil, seiring
dengan lonjakan penjualan pada bisnis Games. Kedua, Sony juga rasanya perlu
untuk lebih berinovasi, karena di beberapa area, persaingan yang semakin ketat
menjadikan persaingan harga menjadi tidak relevan lagi. Sony Ericsson, misalnya
kalah dibandingkan dengan Nokia dalam hal memproduksi low-end phone yang
berharga murah.
Kemudian, seiring dengan baiknya
penjualan bisnis Games Sony, sepertinya Sony bisa lebih mengandalkan bisnis ini
di masa depan. Bisnis ini menjanjikan proporsi penjualan yang lebih besar
dibandingkan dengan bisnis lainnya, terutama dengan bisnis elektronik dan
ponsel yang sepertinya punya outlook lebih suram.
2.4 Hal-Hal Yang
Menjadi Penyebab Hancurnya Perusahaan Raksasa di Dunia
Banyak contoh Perusahaan Besar Dunia yang
mengalami Kemunduran bahkan Kejatuhan. Mengapa Perusahaan Bagus bisa
Gagal dan Pailit?. Buku Berjudul “The Self Destructive Habits of Good
Companies”, Jagdish N Sheth, 2008, memaparkan kebiasaan buruk perusahaan sukses
yang menyeret mereka ke dasar jurang. Beberapa dapat mampu bangkit
kembali, dan sebagian lainnya bangkrut.
a.
Pengingkaran.
Perkembangan Pasar, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan harus disikapi dengan Bijaksana oleh Top Manajemen Khususnya dan seluruh Individu Organisasi. Ketika sebuah Start-Up Company mulai menunjukkan Kinerja yang Cemerlang diawal perjalanannya dengan penuh Sahaja dan Euforia, mereka mulai membangun mitos disekelilingnya. Perubahan Selera Pasar, Kemajuan Teknologi, Fluktuasi Lingkungan Global yang diingkari akan menjadi pendorong perusahaan masuk dalam turunan kemunduran. General Motors tidak lagi menjadi Pemimpin Pasar Dunia karena ingkar dengan adanya Green Technology dan City Car Market.
Perkembangan Pasar, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan harus disikapi dengan Bijaksana oleh Top Manajemen Khususnya dan seluruh Individu Organisasi. Ketika sebuah Start-Up Company mulai menunjukkan Kinerja yang Cemerlang diawal perjalanannya dengan penuh Sahaja dan Euforia, mereka mulai membangun mitos disekelilingnya. Perubahan Selera Pasar, Kemajuan Teknologi, Fluktuasi Lingkungan Global yang diingkari akan menjadi pendorong perusahaan masuk dalam turunan kemunduran. General Motors tidak lagi menjadi Pemimpin Pasar Dunia karena ingkar dengan adanya Green Technology dan City Car Market.
b.
Arogansi.
Arogansi mengartikan bahwa diri sendiri jauh lebih unggul dibandingkan competitor dan sering memamerkan kehebatan secara berlebih. Arogansi adalah Kelemahan Tragis yang selalu menjatuhkan orang-orang besar. Ketidaksiapan menjadi Pemain Besar membuat sikap angkuh dan congkak melihat pasar dan konsumen. Pada akhirnya kerontokan terjadi setelah munculnya arogansi tersebut. Enron sebagai Pemasok Energi terbesar Dunia mengalaminya akibat ketamakan para eksekutif.
Arogansi mengartikan bahwa diri sendiri jauh lebih unggul dibandingkan competitor dan sering memamerkan kehebatan secara berlebih. Arogansi adalah Kelemahan Tragis yang selalu menjatuhkan orang-orang besar. Ketidaksiapan menjadi Pemain Besar membuat sikap angkuh dan congkak melihat pasar dan konsumen. Pada akhirnya kerontokan terjadi setelah munculnya arogansi tersebut. Enron sebagai Pemasok Energi terbesar Dunia mengalaminya akibat ketamakan para eksekutif.
c.
Puas Diri.
Puas Diri menunjukkan tidak adanya persiapan
menghadapi masa depan yang belum tentu sesuai dengan prediksi. Anda tidak
mungkin mengharapkan Kesuksesan terus berlanjut hingga masa datang tanpa
melakukan apapun yang berbeda. Jangan pernah berharap Hasil Berbeda
dengan Cara yang Sama. AT&T mengalami Puas Diri ketika mendapatkan
Monopoli Pemerintah dan mulai kelimpungan pada saat hak tersebut dicabut.
d.
Bertumpu pada Satu Kompetensi.
Keberhasilan Google menjadi Perusahaan Besar
Dunia dan Bertahan lama karena semangat Inovasi dan Kreatifitas setiap
karyawannya dan Dukungan Penuh dari Pemimpin Perusahaan. Satu Produk atau
Pelayanan tidak akan mungkin menjadikan Perusahaan Anda mampu bersaing dalam
Pasar Global yang sangat Dinamis. Kompetensi Perusahaan harus terus
berkembang dan bertumbuh, seiring perkembangan manusia dan perkembangan pasar.
e.
Rabun Jauh terhadap Persaingan.
Persaingan tidak selalu datang dari
Perusahaan Terdekat yang kasat mata. Persaingan terkadang muncul dalam beberapa
tahun kemudian pada saat Anda berfokus pada Musuh Besar dan Lupa dengan Calon
Musuh Besar. Ketika Anda melihat Pesaing Baru dengan tingkat kapitalisasi
rendah hanya sebagai “kerikil” maka suatu waktu nanti kerikil inilah yang akan
menjatuhkan Anda. Sony setelah berhasil mengatasi Matsushita, Hitachi,
Sharp, Philips dan lainnya, tidak melihat pertumbuhan Samsung dari Korea dan
menganggap sebelah mata pendatang baru tersebut. Namun pada akhirnya
Nilai Kapitalisasi Samsung mulai mengalahkan Sony di tahun 2004.
f.
Fanatisme.
Tidak berbeda dengan sikap arogan, fanatisme
membuat perusahaan membangun kubu-kubu fungsional, kubu-kubu geografis.
Networking yang banyak cenderung membangun kompetisi internal yang kalau tidak
dikelola dengan baik menjadi Musuh dalam Selimut Perusahaan. Motorola
pada awal 1990 menguasai 33% pasar seluler dunia mulai tergerus oleh Nokia 5
tahun kemudian, hanya karena fokus pada urusan non teknis. Nokia menjual
Desain, Pelayanan yang lebih menyentuh langsung konsumen.
g.
Obsesi pada Volume.
Volume adalah hasil dari sebuah proses kerja
yang dilakukan. Makin besar sebuah Volume Bisnis tentu diharapkan
berdampak pada Pencapaian Keuntungan yang besar pula. Namun terkadang
Sikap Arogan terhadap Obsesi Volume menjadikan terjadinya inefisiensi
biaya. IBM melakukan Struktur Biaya Tinggi dan Margin Besar hanya karena
posisinya sebagai Pionir Komputer Pribasi (PC), dan berakibat Pesaing melihat
peluang dengan memberikan Harga Rendah. Pada Akhirnya IBM menjual unit bisnisnya
kepada Perusahaan Cina, Lenovo.
Pada kesimpulannya setiap Organisasi
Perusahaan tidak boleh berhenti ber inovasi dan bersiap menghadapi perubahan
masa datang. Perasaan Aman hanya akan menjerumuskan Anda dalam banyak
kekecewaan. Seekor katak akan melompat dari wadah berisi Air Panas, namun
ia akan Tenang dan Mati perlahan dalam Wadah Air Dingin yang tengah
direbus. Zona Nyaman tidak akan membuat Anda Sukses dalam Jangka Panjang..
BAB
III
ANALISIS
PT SONY DENGAN METODE FISHBONE DIAGRAM
3.1 Analisa
Masalah Dengan Tabel
Adapun masalah yang dialami oleh PT Sony
yang menyebabkan mundurnya perusahaan mereka terbagi mejadi lima penyebab yaitu
yang disebabkan oleh manusia/pegawai, lingkungan, mesin/ alat dan material /
bahan. Berikut adalah perinciannya:
A.
Faktor Lingkungan
Masalah
|
Sony Kalah Bersaing dengan Samsung dan LG .
|
Mengapa
|
Bersikap Arogan dan menyepelekan calon rival
seperti Samsung dan LG
|
Mengapa
|
Sony merupakan perusahaan terbesar di dunia dan di
jepang sedangkan Samsung dan LG merupakan perusahaaan yang lebih kecil dari
Sony
|
Mengapa
|
Sony memiliki jumlah profit penjualan lebih besar
daripada samsung dan LG di tahun sebelumnya
|
Mengapa
|
Karena Sony merupakan perusahaan terbesar dan
memiliki jumlah profit penjualan dibanding rivalnya maka Sony merasa lebih
puas diri dengan prestasi yang telah di dapat sehingga mereka telat mengambil
keputusan untuk berinovasi.
|
Masalah
|
Budaya Jepang yang sangat mengagungkan harmoni dan
konsesus
|
Mengapa
|
Terlalu lama dalam pengambilan keputusan mengenai
produk apa saja yang akan diluncurkan
|
Mengapa
|
menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang
radikal nyaris tidak pernah bisa mekar
|
Mengapa
|
Jepang memelihara budaya senioritas di mana para
senior tertinggi yang berhak untuk mengambil keputusan.
|
Mengapa
|
Senior tertinggi yang usianya paling tua dianggap
lebih memilik banyak pengalaman dan lebih mengetahui perkembangan teknologi
terkini.
|
B.
Faktor Mesin / Alat
Masalah
|
Hanya berfokus pada teknologi digital tinggi tanpa
mendukung perangkat pendukungnya
|
Mengapa
|
Sony berpendapat bahwa teknologi mereka yang hanya
berpusat pada pengembangan walkman, eco system dan camera menjadi satu
kesatuan adalah hal yang tepat
|
Mengapa
|
System tersebut sudah menjadi pegangan teguh dan
telah membuat nama Sony menjadi besar sehingga Sony tidak memprediksi adanya
perubahan keinginan konsumen yang beralih pada system android
|
Mengapa
|
System android dianggap konsumen lebih memiliki
banyak fitur yang lengkap dan harga juga lebih terjangkau sedangkan untuk
produk Sony masih berkisar harga tinggi.
|
C.
Faktor Manusia
Masalah
|
Budaya senioritas yang tingggi di perusahaan Sony
|
Mengapa
|
Perusahaan Sony lebih banyak dipimpin oleh pegawai
yang berusia diatas 50 tahun.
|
Mengapa
|
Pegawai yang memiliki usia di atas 50 tahun
dianggap lebih berpengalaman dan mengetahui tentang perkembangan industri.
|
Mengapa
|
Pegawai yang berusia muda tidak diberi kesempatan
untuk dapat lebih berinovasi sehingga Sony masih menggunakan cara yang sama
untuk mengembangkan perusahaannya tersebut tanpa melihat keinginan pasar yang
sudah berubah.
|
Mengapa
|
Beranggapan bahwa apa yang telah dimiliki Sony
adalah yang paling baik untuk pangsa pasar.
|
Mengapa
|
Sony menekankan kepada kualitas barang yang mereka
jual tetapi untuk harga masih tergolong tinggi untuk pangsa pasar sekarang
ini sedangkan pasar sekarang lebih menekankan dengan ponsel yang memiliki
aplikasi lengkap dengan harga yang murah.
|
Masalah
|
Jepang adalah negeri yang menua (Aging Nation)
|
Mengapa
|
Studi demografis
menulis, dalam 40 tahun ke depan penduduk Jepang akan berkurang 25%. Dan
kemudian 90 tahun lagi, penduduk Jepang akan lenyap hingga 60%-nya.
|
Mengapa
|
90% perempuan
muda Jepang enggan menikah dan punya anak.
|
Mengapa
|
Mereka berpendapat bahwa menikah dan mempunyai
anak membutuhkan biaya yang sangat mahal dan memberikan proses yang sulit dan
ribet.
|
Mengapa
|
Jumlah bayi yang dilahirkan sebagai penerus akan
lebih sedikit sehingga kurang adanya generasi penerus untuk mengembangkan
inovasi yang telah ada dan menjadi penyebab mayoritas pegawai yang berada
diperusahaan jepang mayoritas pegawai yang telah berusia di atas 50 tahun.
|
Masalah
|
pengembangan
sumber daya manusia (SDM) dan memberikan kepercayaan ke karyawan bahwa mereka
adalah bagian penting dari suatu proyek.
|
Mengapa
|
Tidak
semua karyawan sadar bahwa mereka memiliki potensi sehingga perusahaan tidak
perlu membatasi kemampuannya untuk terus berkembang.
|
Mengapa
|
Kebanyakan karyawan berpendapat bahwa mereka hanya
bisa melakukan apa yang mereka bisa lakukan tanpa adanya keinginan untuk
berinovasi.
|
Mengapa
|
Karena banyak dari karyawan tidak percaya diri
akan kemampuan yang dimilikinya
|
Mengapa
|
Karena adanya keterbatasan ruang gerak karyawan
untuk menyalurkan ide dan kreatifitasnya sehingga Sony memberikan kebebasan
ruang gerak tersebut untuk karyawan mereka agar mereka bisa berinovasi
|
D.
Metode Kerja
Masalah
|
Sony memutuskan untuk berpisah dengan Ericson
dengan cara Sony membeli saham Ericson
|
Mengapa
|
Tujuan strategis Sony dan Ericson berbeda
|
Mengapa
|
Sony dan Ericson gagal melibatkan strategi mereka
dalam membangun Sony Ericson
|
Mengapa
|
Ericson menunjukkan bahwa pasar ponsel telah
berubah secara dramatis selama satu dekade terakhir, denan fokus
besar-besaran ke smartphone. Eriscon berkonsentrasi pada nirkabel secara
penuh, memaksimalkan riset dan pengembangan dan portfolio paten industri
untuk mewujudkan dunia yang benar-benar terhubung. Sementara itu, Sony akan
memegang seluruh Intellectual Property bersama milik keduanya.
|
3.2 Diagram
Fishbone PT Sony
KESIMPULAN
Sony
merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia dan di Jepang. Tetapi dalam tahun-tahun
terakhir ini Sony dikabarkan mengalami penurunan penjualan yang drastis yang
menyebabkan Sony harus memberhentikan beberapa karyawannya serta beberapa
perusahaan cabangnya. Hal ini dikarenakan Sony terlalu lengah dalam
memperhatikan calon rival mereka seperti Samsung dan LG serta mereka
berpendapat bahwa perusahaan cara dan teknologi yang mereka gunakan sudah
paling tepat sehingga mereka kurang memperhatikan perubahan minat konsumen yang
lebih memilih versi android dengan tujuan memiliki fitur lengkap serta dengan
harga yang terjangkau. Beberapa budaya yang berada di Jepang juga sangat
mempengaruhi kemunduran manajemen Sony tersebut dimana pegawai Senior dianggap
yang paling berhak dalam mengambil keputusan serta kentalnya budaya harmonnis
dan konsesus yang berakibat Sony telat dalam mengambil beberapa keputusan yang
sangat penting.
DAFTAR
PUSTAKA