I. Tipe Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates & Galenus
Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi pertama kali digaungkan pada tahun 460-370 Sebelum Masehi oleh Hipppocrates. Beliau memiliki pandangan bahwa alam semesta terdiri dari empat unsur (kering, basah, dingin dan panas). Dan keempat hal ini diyakini juga terdapat dalam diri manusia, yaitu :
- Sifat kering (chole/empedu hitam).
- Sifat basah (melanchole/empedu hitam).
- Sifat dingin (plegma/lendir).
- Sifat panas (sanguis/darah).
Kemudian pendapat ini dikembangkan oleh Galenus yang mengemukakan adanya dominasi salah satu cairan diatas akan menyebabkan munculnya kepribadian khas pada diri seseorang. Beliau kemudian mengklasifikasikan kepribadian manusia berdasarkan aspek temperamen dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Koleris
Individu yang memiliki kepribadian koleris cenderung mempunyai kemampuan Leadership atau jiwa memimpin yang bagus. Hal ini dikarenakan kepribadian ini mudah menentukan sebuah keputusan. Individu yang berkepribadian koleris mempunyai tujuan yang fokus untuk ke depannya juga selalu produktif dan dinamis.
Koleris juga merupakan pribadi yang suka akan kebebasan dan akan selalu bekerja keras selama hidupnya. Namun, sisi negatifnya, tipe kepribadian ini cenderung memerintah karena sifat kepemimpinannya, tidak mudah untuk mengalah, sangat suka dengan pertentangan, mudah tersulut emosi, tergesa – gesa, dan cenderung keras kepala karena kemauannya yang keras.
Selain itu, tipe koleris merupakan pribadi yang bersemangat, optimis, mandiri, visioner, memiliki kemauan keras, tegas, memiliki jiwa kepemimpinan, dominan, cenderung ceroboh, sarkas dan dingin.
2. Melankolis
Individu yang memiliki kepribadian melankolis cenderung analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak suka menjadi perhatian, serius, artistik, sensitif serta rela berkorban. Namun, tipe ini cenderung fokus pada cara atau proses ketimbang tujuan.
Individu dengan tipe melankolis pun kurang bisa menyuarakan opininya, cenderung melihat masalah dari sisi negatif, dan sering disebut anti sosial karena kemampuan bersosialisasi yang kurang baik. Dibalik itu semua, Banyak orang yang melankolis cenderung sukses menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.
3. Plegmatis
Tipe plegmatis merupakan pribadi yang selalu cinta damai dengan menjadi netral dalam segala kondisi konflik tanpa memihak kubu. Dalam kehidupan sosialnya, pribadi plegmatis cenderung senang berperan sebagai pendengar yang baik daripada berperan sebagai pelaku cerita.
Kemudian, Individu dengan tipe plegmatis memiliki selera humor yang bagus walau terkadang terdengar sarkatik (sifat humor yang menyinggung atau mengejek), Suka keteraturan, mudah bergaul, cenderung suka mencari jalan pintas.
Negatifnya, Individu dengan tipe koleris tidak suka dipaksa, cenderung menunda sesuatu hal dan tidak cepat tertarik terhadap hal-hal baru. Disamping itu, tipe plegmatis cenderung Objektif, emosinya stabil, sistematis, efisien, dapat diandalkan, tenang, kurang memiliki motivasi, egois, tidak tegas, penakut, suka khawatir, tidak mudah dipengaruhi, setia.
4. Sanguinis
Tipe ini cenderung memiliki sifat sedikit seperti anak-anak. Individu dengan tipe Sanguin kebanyakan tidak menemukan masalah dalam kehidupan sosialnya. Hal ini di karenakan sanguin sejatinya mudah bergaul dan akrab walau dengan orang yang baru dikenal. Kemudian, dibandingkan dengan tipe lain, individu dengan kepribadian Sanguin sangat suka bicara, dan mudah untuk mengikuti sebuah kelompok.
Di balik sisi positifnya, individu ini cenderung agak sulit untuk fokus pada suatu hal, egois, pelupa, suka terlambat, dan sering membesar – besarkan hal yang kecil. Sanguinis banyak dinilai sebagai pribadi yang ramah, responsive, hangat, antusias, dapat mencairkan suasana, suka bicara, kurang disiplin, pelupa.
II. Kepribadian Manusia Menurut Florence Littauer
Pada dasarnya penggolongan yang dilakukan Littauer dalam bukunya personality plus adalah penjabaran mendetail tentang kepribadian manusia berdasarkan teori Hippocrates dan Galenus. Bahwa seseorang berpeluang memiliki kepribadian campuran sebagai berikut :
- Campuran Alami : Sanguinis-Koleris dan Melankolis-Plegmatis
- Campuran Pelengkap : Koleris-Melankolis dan Sanguinis-Plegmatis
- Campuran Berlawanan : Sanguinis-Melankolis dan Koleris-Plegmatis
III. Tipe Kepribadian Manusia Carl Gustav
Psikolog asal Swiss ini membagi dan menggolongkan kepribadian seseorang berdasarkan sikap natural individual mereka. Secara umum beliau membaginya ke dalam tiga golongan : Introvert, Ekstrovert dan Ambivert. Berikut penjelasannya :
1. Tipe Introvert
Carl Gustav mendefinisikan introvert sebagai sikap individu dengan pandangan subjektif dalam setiap memahami dan memandang kehidupan. Sehingga dalam kenyataanya, tipikal manusia yang memiliki karakter ini lebih suka bekerja sendiri.
Mereka juga tampak pendiam karena memang menyukai suasana tenang dan selalu berpikir kedalam diri (reflektif). Intovert juga menggambarkan sebuah kepribadian orang yang selalu berpikir secara analitis dan mendalam.
Bagi seorang introvert, suasana tanpa melibatkan interaksi yang terlalu banyak bersama orang lain adalah sesuatu yang didambakan. Tidak heran banyak yang beranggapan bahwa orang dengan kepribadian introvert adalah orang yang kurang ramah.
2. Tipe Ekstrovert
Tipe ekstrovert merupakan inversi dari kepribadian introvert. Seseorang dengan karakter ini menyukai hal-hal yang melibatkan orang lain. Berada dalam komunitas dan aktivitas sosial merupakan hal yang menyenangkan bagi orang ekstrovert.
Individu ini biasanya dikenal sebagai pribadi yang supel dan komunikatif. Mereka juga membuka dirinya dengan mudah bercerita kepada orang lain. Mereka ini mampu beradaptasi dengan mudah.
3. Tipe Ambivert
Carl mengatakan bahwa tipe ambivert adalah gabungan antara karakter intovert dan ekstrovert. Orang dengan kepribadian ini seringkali disalahpahami sebagai orang yang mudah sekali berubah-ubah (pendiriannya).
Misalnya saja, seseorang dengan karakter ambivert akan terlihat nyaman dengan keramaian, namun juga ia dapat menemukan kesenangan dalam kesendiriannya. Ciri lainnya, mereka terkadang tampil sebagai orang yang banyak bicara, dan di lain waktu menunjukkan sikap yang pendiam. Ini dikarenakan tipe kepribadian ambivert menyesuaikan dirinya dengan siapa mereka berinteraksi.
Jika mereka berhadapan dengan introvert, maka ia akan lebih aktif dan komunikatif. Begitu juga sebaliknya jika mereka berhadapan dengan ekstrovert, mereka cenderung memilih menjadi orang yang pasif.
IV. Kepribadian Manusia Menurut John L. Holland
Holland mengelompokkan Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi dengan menilai aspek pemilihan pekerjaan seseorang. Beliau mengatakan bahwa sebuah pekerjaan yang diambil merupakan interaksi antara faktor bawaan (hereditas) dengan faktor budaya, lingkungan sosial, keluarga.
1.Tipe Realistik
Kepribadian ini menggambarkan pekerjaan dengan orientasi penerapan. Karakter orang yang memilih pekerjaan ini biasanya mengutamakan kekuatan dan keterampilan fisik, kurang bisa mengatur bahasa secara verbal, suka kepada hal-hal yang nyata, kurang dapat bersosialisasi kepada orang lain. Contoh profesi : Operator atau teknisi mesin, petani dan supir truk.
2. Tipe Intelektual atau Investigative
Kepribadian ini menunjukkan minat profesinya kepada hal yang berbau akademis. Mereka menunjukkan ciri khas bekerja dengan area pemikiran atau perenungan masalah, kurang bersosialisasi dan beracuan kepada tugas. Contoh profesi : ilmuwan fisika, ahli kimia, peneliti dan pekerjaan sejenis lainnya.
3. Tipe Sosial
Jenis kepribadian ini akan memilih profesi yang bersifat untuk membantu orang lain. Ciri khas yang muncul dari tipe ini adalah mereka panda untuk bersosialisasi, bertanggung jawab, rela berkorban, berorientasi pada perasaan ketimbang intelektual, peduli kemanusiaan dan menyukai kegiatan yang teratur. Contoh : psikolog, pekerja sosial, guru, terapis dan sejenisnya.
4. Tipe Konvensional
Tipe kepribadian yang memilih profesi yang mengutamakan kemampuan verbal ini biasanya menunjukkan kesenangan kepada angka, suka mengabdi, memandang status sosial dan materi serta mampu mencapai tujuan dengan dampingan atasan. Contoh profesinya adalah ahli statistic, kasir, pegawai bang dan sejenisnya.
5. Tipe Wirausaha atau Entreprising
Kepribadian mereka yang memilih profesi ini biasanya menunjukkan keterampilan dalam berkomunikasi, mempengaruhi orang lain, memiliki perhatian terhadap kekuasaan, status sosial, memiliki jiwa kepemimpinan dan cenderung agresif. Contoh profesi : pedagang, politisi, pengusaha dan sejenisnya.
6. Tipe Artistik
Tipe unik yang satu ini mempunyai kecenderungan kepada hal yang berhubungan dengan orang lain namun tidak langsung, memiliki sifat sosial dan sulit menyesuaikan diri.
V. Kepribadian Manusia Menurut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Dalam Tipe Kepribadian Manusia dalam Psikologi, Myers-Briggs mengelompokkan kepribadian manusia berdasarkan pengembangan teori Carl Jung. Yang mengemukakan dalam kepribadian seorang manusia, terdapat dua pasangan dikotomi fungsi kognitif manusia :
- Fungsi Rasional : Thinking (Berpikir) dan Feeling (Merasakan)
- Fungsi Irasional : Sensasi dan intuisi
Dari dua fungsi tersebut Myers-Briggs mengembangkan teorinya dalam empat pasangan rtipe indikator yang kemudian membentuk hingga 16 kepribadian manusia. Pasangan itu adalah :
Extraversion (E) – Introversion (I)
Indicator ini berbicara mengenai respon sesorang dan bagaimana orang tersebut berinteraksi di lingkungan luar mereka. Jika Ektravert menunjukkan minat pada aksi dan interaksi sosial, maka sebaliknya, Introvert menunjukkan minatnya pada pikiran, menyukai interaksi sosial yang mendalam dan lebih berenergi ketika sendiri.
Indicator ini berbicara mengenai respon sesorang dan bagaimana orang tersebut berinteraksi di lingkungan luar mereka. Jika Ektravert menunjukkan minat pada aksi dan interaksi sosial, maka sebaliknya, Introvert menunjukkan minatnya pada pikiran, menyukai interaksi sosial yang mendalam dan lebih berenergi ketika sendiri.
Sensing (S) – Intuition (N)
Kedua indicator ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana karakter seseorang dalam mengumpulkan informasi yang ada di luar. Mereka yang memilih sensing akan mengutamakan hal yang nyata yang bisa mereka indera langsung. Berorientasi pada fakta dan hal yang mendetail. Intuisi menunjukkan mereka lebih berorientasi pada probabilitas, memprediksikan sesuatu dan senang berpikir sesuatu yang abstrak.
Kedua indicator ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana karakter seseorang dalam mengumpulkan informasi yang ada di luar. Mereka yang memilih sensing akan mengutamakan hal yang nyata yang bisa mereka indera langsung. Berorientasi pada fakta dan hal yang mendetail. Intuisi menunjukkan mereka lebih berorientasi pada probabilitas, memprediksikan sesuatu dan senang berpikir sesuatu yang abstrak.
Thinking (T) – Feeling (F)
Thinking dan Feeling menggambarkan bagaimana seseorang menentukan keputusan dari informasi yang mereka terima. Pemikir akan menentukan berdasarkan fakta. Mereka ini berkepribadian konsisten dan logis. Ssedangkan perasa akan mengutamakan emosi saat menentukan sesuatu.
Thinking dan Feeling menggambarkan bagaimana seseorang menentukan keputusan dari informasi yang mereka terima. Pemikir akan menentukan berdasarkan fakta. Mereka ini berkepribadian konsisten dan logis. Ssedangkan perasa akan mengutamakan emosi saat menentukan sesuatu.
Judging (J) – Perceiving §
Kedua indicator ini berbicara tentang bagaimana individu menunjukkan sikapnya kepada dunia luar. Orang tipe J akan bersikap tegas terhadap keputusannya. Sedangkan tipe P menunjukkan sikap yang lebih fleksibel.
Kedua indicator ini berbicara tentang bagaimana individu menunjukkan sikapnya kepada dunia luar. Orang tipe J akan bersikap tegas terhadap keputusannya. Sedangkan tipe P menunjukkan sikap yang lebih fleksibel.
Keempat pasangan indicator kemudian Myers-Briggs membuat rancangan dan teori tentang kepribadian manusia yang merupakan kombinasi kemungkingan diantara pasangan yang ada. Gambar berikut gambaran kepribadian ke 16 tipe tersebut :
Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-saja-macam-macam-tipe-kepribadian/8849/2
No comments:
Post a Comment